Tingkatkan Manajemen Keuangan, Dosen UMY Bersama Pusat Studi Muhammadiyah Ajak Masyarakat Melek Literasi Keuangan Islami

(Sumber: dokumentasi kegiatan)

Sebagai seorang Muslim merencanakan keuangan harus berlandaskan agama sehingga apa yang dikeluarkan tidak hanya memenuhi kebutuhan namun juga berkah untuk proses akhirat. Hal itu disampaikan oleh Nano Prawoto selaku Dosen Program Studi Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada kegiatan pengabdian masyarakat tentang “Perencanaan Keuangan Rumah Tangga Muslim bersama Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA)” di Ngestiharjo, Bantul pada Jumat (26/1) pukul 19.30 – 21.00. Acara pengabdian ini diselenggarakan Nano Prawoto bersama Bachtiar Dwi Kurniawan selaku Direktur Pusat Studi Muhammadiyah untuk meningkatkan kapasitas literasi keuangan keluarga bagi masyarakat dalam mengatur kebutuhan sehari-hari.

 

Pada penyampaiannya selama kegiatan berlangsung Nano mengutarakan bahwa tujuan merancang perencanaan keuangan harus berorientasi pada keberkahan dunia dan akhirat agar mencapai kemenangan.

 

”Sebagai seorang Muslim, di luar pengeluaran rutin terdapat pengeluaran seperti zakat, infaq dan shodaqoh. Maka Tujuan perencanaan keuangan diorientasikan pada keberkahan dunia dan akhirat untuk kemenangan” Ungkap Nano

 

Selain itu Nano juga menguraikan permasalahan yang marak terjadi di keluarga saat ini yakni beban finansial antara pendapatan dan pengeluaran yang tak seimbang. Dalam mengatasi hal tersebut Nano mengutarakan pentingnya menyelaraskan keuangan masing-masing untuk mencapai tujuan hidup dalam segi keuangan (Bebas finansial). Cara tersebut dapat dilakukan dengan menyusun catatan keuangan dan perencanaan anggaran. Dengan prosedur manajemen keuangan demikian, maka pos-pos pengeluaran kebutuhan sehari-hari dapat diatur dengan baik. Sehingga tujuan bebas finansial seperti bebas hutang, dana darurat memadai dan kepemilikan aset dapat terealisasikan.

 

Penanaman terhadap kesadaran manajemen resiko keuangan turut perlu dilakukan oleh keluarga. Pasalnya, dengan demikian keluarga dapat mengantisipasi tingginya beban finansial yang harus ditanggung. Menurut Nano, masyarakat dapat menyusun pos-pos pengeluaran menggunakan metode pengeluaran yang harus dihindari, pengeluaran yang harus dicegah, pengeluaran yang dapat diasuransikan dan pengeluaran yang dapat ditanggung sendiri.

 

”Selain dengan menggunakan (Keempat) metode tersebut, pendapatan dapat ditabung terlebih dahulu sebelum digunakan untuk pengeluaran lain. Karena jika konsep tabungan adalah sisa (Pengeluaran), kadang kala tidak ada sisanya” Terang Nano

 

Selain menekankan pentingnya literasi keuangan dari segi perencanaan, Nano juga mengajak masyarakat untuk menyadari pentingnya investasi. Investasi adalah membeli sesuatu yang diharapkan bisa dijual kembali. Dalam penyampaiannya, Nano menekankan pentingnya investasi karena adanya kebutuhan masa depan hingga inflasi yang harus dihadapi.

 

”Investasi dilakukan jika tidak memiliki hutang, jika lebih dijual bisa lebih berharga daripada aslinya. Seperti membeli logam emas yang cenderung stabil harganya” Tutup Nano

 

Dengan terselenggaranya acara tersebut Nano berharap masyarakat dapat memiliki kemampuan literasi dan manajemen keuangan keluarga yang lebih baik.