Terima Tamu Dari Gaza, PSM UMY Bicarakan Bantuan Kemanusiaan Palestina

(Sumber: Dokumentasi PSM UMY)

Pusat Studi Muhammadiyah menerima kunjungan tamu dari Amna Cara Fund Gaza pada  (29/2) di Kantor PSM UMY. Kunjungan Amna Cara Fund diwakili oleh Fatma Al-Husein ke PSM UMY dalam rangka membicarakan bantuan kemanusiaan terhadap korban genosida Israel atas Palestina yang masih berlangsung hingga kini. Amna Cara merupakan NGO Palestina yang bergerak mendampingi disabilitas korban perang. Dari Pusat Studi Muhammadiyah, kunjungan ini diterima oleh Rachmawati Husein selaku koordinator Task Force Team Muhammadiyah bagi respon kemanusiaan global. 

 

Dalam pertemuan tersebut, Fatma membeberkan bahwa kondisi kota Gaza saat ini sangat prihatin. Efek genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina telah meluluh-lantakan sebagian besar bangunan di sana. Hal ini membuat masyarakat di sana harus berpindah-pindah setiap waktu untuk menghindari serangan Israel. ”Sejumlah 75% bangunan di sana telah hancur akibat serangan Israel. Orang-orang berpindah setiap saat untuk mencari tempat tinggal (Aman)” Urai Fatma

 

Upaya genosida yang dilakukan oleh Israel juga telah merampas hak-hak hidup warga Palestina. Israel telah banyak melancarkan serangan terhadap banyak fasilitas kesehatan. Akibatnya, tidak ada akses kesehatan yang layak bagi mereka korban genosida. Serangan yang dilakukan tanpa jeda sejak 7 Oktober 2023 juga membuat harga kebutuhan pokok melonjak tinggi akibat suplai barang yang tidak menentu. 

 

”Mereka membutuhkan bahan pokok sehari-hari. Tidak ada fasilitas kesehatan yang layak, layanan kesehatan menjadi sangatlah mahal” Ucap Fatma

 

Dalam pernyataannya Fatma juga menyampaikan bahwa tidak ada jaminan keamanan bagi reporter yang bertugas wilayah Gaza. Sebagai informasi, dalam Hukum Humaniter Internasional keberadaan reporter, tenaga medis dilindungi keberadaanya oleh undang-undang internasional. Keberadaan mereka berfungsi untuk mewartakan kondisi terkini yang terjadi. ”Di sana tidak ada jaminan perlindungan terhadap siapapun (Di Gaza). Bahkan sekitar 250 jurnalis yang bertugas tidak memiliki perlindungan keamanan yang pasti” Terang Fatma

 

Bicarakan Bantuan Kemanusiaan terhadap Disabilitas, Ibu Hamil dan Anak-anak

 

Genosida yang dilancarkan oleh Israel terhadap Palestina telah memakan banyak korban. Baik korban meninggal maupun korban luka-luka. Saat ini total perkiraan sejumlah 46.000 korban genosida mengalami disabilitas atas serangan militer. Fatma bersama Amna Care dan National Center for Community Rehabilitation (NCCR), sebuah NGO Palestina yang membantu para korban difabel dampak konflik bersenjata internasional saling bekerjasama untuk memberikan pendampingan kemanusiaan terhadap korban genosida Israel. Dalam petemuan tersebut, ia mengajak seluruh masyarakat dunia untuk mengulurkan tangan untuk memberikan bantuan kepada warga Palestina. 

Fatma menjelaskan bahwa sejak tahun 2000 hingga 2022 mereka telah menyelamatkan sedikitnya 400 orang disabilitas korban perang. Tidak hanya memberikan pendampingan kemanusiaan terhadap disabilitas, mereka juga mengajarkan kepada keluarga korban cara merawat difabel korban perang. ”Kami menyelamatkan paling sedikit 400 orang setiap tahunnya sejak tahun 2000. Kami juga mengajarkan kepada keluarga korban cara merawat difabel, karena difabel sulit untuk merawat dirinya sendiri” Ujar Fatma

 

Selain korban difabel perang, Fatma juga menjelaskan bahwa bantuan terhadap ibu hamil dan anak-anak menjadi kebutuhan darurat bagi Warga Palestina. Sulitnya suplai kebutuhan pokok bagi mereka membuat kondisi sehari-hari mereka tidak pasti. Akibatnya ibu hamil dan anak-anak yang membutuhkan nutrisi lebih ketimbang kalangan lainnya menjadi sangat terkendala. Setidaknya, terdapat 50.000 ibu hamil yang membutuhkan bantuan bagi kebutuhannya. Dalam pertemuan ini, Amna Cara membicarakan terkait proyeksi bantuan kemanusiaan terhadap ibu hamil berupa 200 paket kebutuhan untuk 500 ibu hamil setiap minggunya. Pasalnya, ibu hamil merupakan kelompok yang paling rentan dan membutuhkan pertolongan di Gaza saat ini. 

 

Dalam mengupayakan bantuan tersebut Ama, sapaan Rachmawati Husein menyampaikan perlu adanya konsep besar beserta data dan sasaran yang lebih rinci. Menurutnya, hal ini akan berdampak pada penerima manfaat pada setiap wilayah di sepanjang Jalur Gaza. Pasalnya, dengan data yang lebih rinci, Tim Task Force Muhammadiyah dapat bekerjasama dengan LazisMu untuk memberikan pendanaan bagi program kemanusiaan tersebut. ”Tentu kita sangat antusias untuk bekerjasama secara langsung bersama NGO lokal (Amna dan NCCR), namun perlu adanya komunikasi dan konsep rinci yang lebih lanjut agar kita dapat menggandeng LazisMu dalam program ini” Tutup Ama